Peleburan
Logam
Peleburan logam adalah proses mecairkan
logam pada temperatur tertentu dengan menggunakan energi panas yang di hasilkan
oleh tungku. Tungku adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk melelehkan
logam untuk pembuatan bagian mesin (casting) atau untuk memanaskan bahan serta
mengubah bentuknya (misalnya rolling/penggulungan, penempaan) atau merubah
sifat-sifatnya (perlakuan panas). Tungku yang paling banyak digunakan dalam
pengecoran logam antara lain ada lima jenis yaitu; Tungku jenis kupola, tungku
pengapian langsung, tungku krusibel, tungku busur listrik, dan tungku induksi.
Syarat – syarat
yang di minta dari peleburan logam :
a. Sebelum melakukan
proses kerja yang pertama harus di perhatikan yaitu K3 (kesehatan dan
keselamatan kerja).
b. Membaca buku panduan, apa yang
harus di perhatikan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Material pembentuk Tungku
c. Memeriksa bagian bagian lokasi
kerja, alat dan bahan yang di gunakan sebelum kerja.
1.
Batu tahan api
Batu
tahan api yang umum digunakan untuk dapur peleburan jenis crucible adalah batu
tahan api yang memiliki sifat-sifat.
a. Tidak melebur pada suhu yang relatif
tinggi
b. Sanggup menahan lanjutan panas yang
tiba-tiba ketika terjadi pembebanan suhu
Bahan
tahan api diklasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu golongan basa, asam, dan
netral. Pemilihin ini tergantung pada jenis dapur apa yang akan digunakan.
Adapun bahan-bahan dari batu tahan api
ini adalah
a. bahan tahan api jenis asam
biasanya
terdiri dari pasir silika dan tanah liat tahan api (fire clay). Silika
adalah bentuk murni melebur pada suhu 1710°C. bahan tahan api ini terdiri dari
hidrat alumunia silika (Al2O3, 2SiO2, 2H2O).
b. bahan tahan api jenis basa
biasanya
terdiri dari magnesia, clionie magnesia, dan dolomite magnesia. Bahan ini
mempunyai titki lebur tinggi dan baik untuk mencegah korosi, bahan-bahan ini
terdiri dari 20-30% MgO dan 70-80% Cliromite dolomite yang terdiri dari kalsium
karbonat dan magnesia (CaCO3, MgCO3), Dolomite stabil yang terdiri dari CaCO3,
SiO3, dan MgO adalah batu tahan api yang lebih baik dari pada dolomite biasa
sehingga lebih tidak mudah retak.
Batu bata silika merupakan suatu refraktori yang mengandung
paling sedikit 93 % SiO2. Bahan bakunya merupakan batu yang berkualitas. Batu
bata silika berbagai kelas memiliki penggunaan yang luas dalam tungku pelelehan
besi dan baja dan industri kaca. Sebagai tambahan terhadap refraktori jenis
multi dengan titik fusi yang tinggi, sifat penting lainnya adalah ketahanannya
yang tinggi terhadap kejutan panas (spalling) dan kerefraktoriannya.
Sifat batu bata silika yang terkemuka adalah bahwa bahan ini tidak melunak pada
beban tinggi sampai titik fusi terdekati. Sifat ini sangat berlawanan dengan
beberapa refraktori lainnya, contohnya bahan silikat alumina, yang mulai
berfusi dan retak pada suhu jauh lebih rendah dari suhu fusinya. Keuntungan
lainnya adalah tahanan flux dan stag, stabilitas volum dan tahanan spalling
tinggi.
2.
Semen tahan api
Semen merupakan salah satu bahan perekat yang jika dicampur
dengan air mampu mengikat bahan-bahan padat seperti pasir dan batu menjadi
suatu kesatuan kompak. Sifat pengikatan semen ditentukan oleh susunan kimia
yang dikandungnya. Adapun bahan utama yang dikandung semen adalah kapur (CaO),
silikat (SiO2), alumunia (Al2O3), ferro oksida (Fe2O3), magnesit (MgO), serta
oksida lain dalam jumlah kecil. Bahan pengikat berfungi untuk mengikat batu
bata tahan api, serta untuk menutup celah yang terjadi dari penyusunan batu
bata. Bahan pengikat yang dipakai ini adalah semen tahan api yang juga dapat
menambah ketahanan bahan tahan api terhadap suhu tinggi.
Refraktori semen tahan api, seperti batu bata tahan api,
semen tahan api silica dan refraktori tanah liat alumunium dengan kandungan
silika (SiO2) yang bervariasi sampai mencapai 78% dan kandungan Al2O3 sampai
mencapai 44%. Tabel 2.1 memperlihatkan bahwa titik leleh (PCE) batu bata tahan
api berkurang dengan meningkatnya bahan pencemar dan menurunkan Al2O3. Bahan
ini seringkali digunakan dalam tungku, kiln dan kompor sebab bahan tersebut tersedia
banyak dan relatif tidak.
Dampak yang ditimbulkan pada
pengecoran, bila peleburan logam tidak ditangani dengan baik :
a. Sifat fisis, mekanik, dan sifat lain
tidak sesuai dengan standar yang kita inginkan sehingga hasil coran tidak
sempurna.
b. Sifat mampu bentuk dari hasil
coran tidak memenuhi standar.
c. Benda coran yang di hasilkan
bisa rusak.
Kesimpulan
dari peleburan logam :
a. Peleburan logam adalah proses
mecairkan logam pada temperatur tertentu dengan menggunakan energi panas yang
di hasilkan oleh tungku
b. Fungsi Peleburan logam dalam
pengecoran adalah proses mecairkan logam untuk di buat benda coran dengan
menggunakan tungku dimana tungku yang di gunakan menghasilkan energi panas.
Dalam pengecoran, peleburan logam adalah tahap yang sangat berbahaya dan
membutuhkan keterampilan dalam melakukan proses ini. Sehingga pada saat
peleburan logam kita harus sangat memperhatikan keselamatan kerja yaitu
penggunaan safety.
c. Material yang digunakan dalam
pembuatan tungku adalah batu tahan api, semen tahan api, hidarsi semen.
d. Dampak yang di timbulkan pada
pengecoran apabila peleburan logam tidak berhasil adalah kerugian dari semua
pihak, mulai dari waktu, uang, logam yang akan di cairkan, dan lain lain
e. Teknik peleburan sangat berhubungan dengan pengetahuan logam, didalamnya memuat berbagai sifat
pencampuran bahan paduan serta derajat pemanasan yang diperlukan untuk jenis
logam yang diperlukan. Dalam pembahasan ini memuat berbagai dapur lebur yang
umum dan dapat digunakan dalam proses pengecoran.
Tehnologi kami adalah:
- Perpaduan
tehnologi inovatif Barat dan Timur yang ramah lingkungan, murah, effisien yang
sudah teruji yang kami coba terapkan dalam lingkungan khusus daerah di
Indonesia. Semua dari WASTE (sisa-2 logam) sampai bahan bakar inovatif, murah
seperti Sisa Minyak Goreng, Olie Bekas, Briket Waste lainnya demi mencapai
tingkat biaya operasional yang paling minimal yang bisa disesuaikan dengan
sumber bahan bakar daerah.
- Bahan
dasar peleburan adalah semua jenis sisa logam ( waste steel) seperti Besi (Fe),
Aluminium (Al), Tembaga (cr-copper) dll dan berbahan bakar waste pula. Atau ORE
bahan tambang di daerah.
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar