1.PANTUN ANAK-ANAK
a.pantun
bersukacita
Batang serai
tumbuh serumpun Dari Siak ke Indragiri
Wangi baunya bak serikaya Singgah lalu di Semarang
Tuan dan puan dengarlah pantun Kotor baju boleh dicuci
Pantun Melayu anak Malaysia Kotor hati orang tak senang
Wangi baunya bak serikaya Singgah lalu di Semarang
Tuan dan puan dengarlah pantun Kotor baju boleh dicuci
Pantun Melayu anak Malaysia Kotor hati orang tak senang
Dang dut Rama-Rama
si kumbang jati
Tali kecapi Katik Endah pulang berkuda
Kenyang perut Tidak terkira senang hati
Senanglah hati Ibu pulang bapak pun tiba
Tali kecapi Katik Endah pulang berkuda
Kenyang perut Tidak terkira senang hati
Senanglah hati Ibu pulang bapak pun tiba
Dibawa itik
pulang petang Anak
beruk di tepi pantai,
Merpati si burung dara masuk ke bendang memakai padi.
Melihat ibu sudah datang Biar buruk kain dipakai,
Hati cemas menjadi suka asalkan pandai mengambil hati.
Merpati si burung dara masuk ke bendang memakai padi.
Melihat ibu sudah datang Biar buruk kain dipakai,
Hati cemas menjadi suka asalkan pandai mengambil hati.
Tepuk
ami-ami
Belalang kupu-kupu
Besar makan nasi
Kecil minum susu
Belalang kupu-kupu
Besar makan nasi
Kecil minum susu
Sicerek
tanam sebanjar
Berbunga dipangkal dahan
Saya kecil baru belajar
Kalau salah tolong tunjukkan
Berbunga dipangkal dahan
Saya kecil baru belajar
Kalau salah tolong tunjukkan
Daun bambu
pengatap sangkar
Buah kikil-kerati
Maklum pantun saya belajar
Saya kecil belum mengerti
Buah kikil-kerati
Maklum pantun saya belajar
Saya kecil belum mengerti
Cantik
sungguh Bandar Jakarta
Tidak kalah si Teluk Bayur
Beri merendah saya berkata
Jangan dituduh orang takabur
Tidak kalah si Teluk Bayur
Beri merendah saya berkata
Jangan dituduh orang takabur
b.pantun bredukacita
Sinangis
lauk orang tiku Burung dara burung
derkuku,
Diatur dengan duri pandan terbang jauh nun di sana.
Menangis duduk di pintu Betapa hatiku amat rindu,
Melihat ayah pergi berjalan kepada ayahanda di sana.
Diatur dengan duri pandan Jawi hitam tidak bertanduk,
Gelombang besar membawanya memakan rumput di atas nunggu.
Melihat ayah pergi berjalan Lihatlah ayam tak berinduk,
Entah apabila kembalinya demikian hidup yatim piatu.
Lurus jalan ke Payakumbuh Ke pasar membeli buah manggis
Kayu jati bertimbal jalan Jangan lupa membeli nangka
Dimana hati tidakkan rusuh Hari ini aku menangis
Ibu mati bapak berjalan Karena aku di mari orang tua
Kayu jati bertimbal jalan
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan
Kemana untung diserahkan
Besar buahnya pisang batu
Jatuh melayang selaranya
Saya ini anak piatu
Sanak saudara tidak punya
Hiu beli belanak beli
Udang di Manggung beli pula
Adik benci kakak pun benci
Orang di kampung benci pula
Diatur dengan duri pandan terbang jauh nun di sana.
Menangis duduk di pintu Betapa hatiku amat rindu,
Melihat ayah pergi berjalan kepada ayahanda di sana.
Diatur dengan duri pandan Jawi hitam tidak bertanduk,
Gelombang besar membawanya memakan rumput di atas nunggu.
Melihat ayah pergi berjalan Lihatlah ayam tak berinduk,
Entah apabila kembalinya demikian hidup yatim piatu.
Lurus jalan ke Payakumbuh Ke pasar membeli buah manggis
Kayu jati bertimbal jalan Jangan lupa membeli nangka
Dimana hati tidakkan rusuh Hari ini aku menangis
Ibu mati bapak berjalan Karena aku di mari orang tua
Kayu jati bertimbal jalan
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan
Kemana untung diserahkan
Besar buahnya pisang batu
Jatuh melayang selaranya
Saya ini anak piatu
Sanak saudara tidak punya
Hiu beli belanak beli
Udang di Manggung beli pula
Adik benci kakak pun benci
Orang di kampung benci pula
Lurus jalannya ke Tanjung
Sari,
berkelok tentang lading lada.
Jauh bedanya nasibku ini,
dengan anak orang berada.
2.PANTUN REMAJA ATAU DEWASA
a.pantun perkenalan b.pantun
berkasih-kasihan
Hati gembira mari
berdendang Kalau tuan jalan
dahulu,
Iringi lagu
dengan rebana Carikan
saya daun kemboja.
Sudah lama daku
memandang Kalau tuan mati
dahulu,
Mau menyapa tak
tahu namanya Nantikan saya di
pintu surga.
Anak sekolah
membaca buku Diselingi
makan bubur,
Biarlah lancar
perjalanannya Bangau
pagi terbang tinggi.
Kalau belum tau
namaku Kuakui dengan
jujur,
Kenapa abang
tiada bertanya Kau
lelaki pujaan hati.
Ke Bengkulu
naiklah kapal Ada
anak memebeli nanas,
Kapal besar bukan
perahu Yang lain membeli
gula jawa.
Maunya sih
kepengen kenal Hatimu
putih seperti kapas,
Apalah daya hati malu Demoga hidupmu bahagia.
Kalaulah cepat
menghafal Bunga itu jangan
dipetik,
Janganlah membaca
buku Langit telang
menjadi kelam.
Kalau memang
kepengen kenal Engkaulah gadis
tercantik,
Katakan saja tak
usah malu Kurindukan
siang dan malam.
Kalau cerdik
cobalah terka Jikalau
ada si kembang botan,
Gulalah tebu
manis rasanya Tumbuh
sepohon dalam kota.
Wahai adik cantik
jelita Siang dan malam
jadi sebulan,
Bolehkah abang
tahu namanya Adinda seorang
hanya tercinta.
Bila mana induk
berbesan Ikan teri pakai terasi
Toleh dulu yang
rupawan Minumnya kelapa
muda
Wahai nona cantik
rupawan Kalau hati sudah
serasi
Bolehkan kita
berkenalan Dunia serasa milik berdua
Udara dingin tak
pakai baju Paling bagus burung
gelatik
Bakarlah api
dengan papan Di atas langit
terbang melayang
Kalau ingin kenal
denganku Memang banyak
wanita cantik
Bicaralah dengan
yang sopan Hanya kamu yang aku
sayang
c.pantun perceraian atau perpisahan
Sinangis lauk rang tiku Dua
tiga kucing berlari
diatur dengan duri pandan tidak serupa sikucing belang
Menangis tegak dipintu Dua tiga dapat di cari
Melepas kanda kan berjalan. tidak serupa dengan yang hilang
Antara tiku dan pariaman Ramai pekanya orang talu
Disitu besi di letakan ramai di anak orang kajai
Antara pintu dan halaman Diana hati takkan rindu
disitu adik saya tinggalkan sedang bersayang badan bercerai
Permata jatuh ke rumput Kalau dapat kelapa timbuh
Jatuh ke rumput bilang-bilang Kutanam di bawah jenjang
Sungguh dimata sudah luput Kalau dapat kata yang sungguh
namun di hati takkan hilang Kugenggam ku bawa pulang
diatur dengan duri pandan tidak serupa sikucing belang
Menangis tegak dipintu Dua tiga dapat di cari
Melepas kanda kan berjalan. tidak serupa dengan yang hilang
Antara tiku dan pariaman Ramai pekanya orang talu
Disitu besi di letakan ramai di anak orang kajai
Antara pintu dan halaman Diana hati takkan rindu
disitu adik saya tinggalkan sedang bersayang badan bercerai
Permata jatuh ke rumput Kalau dapat kelapa timbuh
Jatuh ke rumput bilang-bilang Kutanam di bawah jenjang
Sungguh dimata sudah luput Kalau dapat kata yang sungguh
namun di hati takkan hilang Kugenggam ku bawa pulang
3.PANTUN ORANG
TUA
a.pantun nasihat b.pantun adat
Kalau keladi
sudah ditanam Buah
berangan di rumpun pinangJanganlah lagi meminta talas Limau kasturi berdaun muda
Kalau budi sudah ditanam Kalau berkenan masuklah meminang
Janganlah lagi meminta balas Tanda diri beradat budaya
Kalau ada jarum yang patah Lebat daun bunga tanjung
Jangan simpan dalam peti Berbau harum bunga cempaka
Kalau ada kata yang salah Adat dijaga pusaka dijunjung
Jangan simpan dalam hati Baru terpelihara adat pusaka
Hari panas jangan ke laut Pohon nangka berbuah lebat
Kalau ke laut kapal tergalang Bilalah masak harum juga
Hati panas jangan diturut Berumpun pusaka berupa adat
Kalau diturut akal pun hilang Daerah berluhak alam beraja
c.pantun agama d.pantun budi pekerti
Kalau bulan
rindukan mentari Bunga cinta diatas batu
Tentu malam akan rindu siang Daunnya lepas kedalam ruang
Kalau hati cinta Ilahi Ada budaya tidak berlaku
Tentu dirinya akan merasa tenang Sebabnya emas budi terbuang
Tentu malam akan rindu siang Daunnya lepas kedalam ruang
Kalau hati cinta Ilahi Ada budaya tidak berlaku
Tentu dirinya akan merasa tenang Sebabnya emas budi terbuang
Hidup
manusia hanyalah sekali Diantara padi dengan selisih
Waktu tak terasa dijemput mati Yang mana satu tuan luruhkan
Kerakusan insan tak kan pernah berhenti Diantara budi dengan kasih
Kecuali kubur telah mengunci diri hingga nanti Yang mana satu tuan turutkan
Waktu tak terasa dijemput mati Yang mana satu tuan luruhkan
Kerakusan insan tak kan pernah berhenti Diantara budi dengan kasih
Kecuali kubur telah mengunci diri hingga nanti Yang mana satu tuan turutkan
i Serigala
suka makan garam Apa gunanya berkain batik
Dia makan pakai tiga moncong Kalau tidak dengan sujinya
Rumah kumuh sangat seram Apa guna beristri cantik
Karena ada banyak pocong kalau tidak dengan budinya
Dia makan pakai tiga moncong Kalau tidak dengan sujinya
Rumah kumuh sangat seram Apa guna beristri cantik
Karena ada banyak pocong kalau tidak dengan budinya
e.pantun kepahlawanan f.pantun kias
Daun
Lengkeng Warnanya Kuning... Ayam sabung jangan dipaut,
Buah Cempedak Mengusik Selera... jika ditambat kalah laganya.
Dengan Menenteng Bambu Runcing... Asam di gunung ikan di laut,
Tekadmu Hendak Membela Negara... dalam belanga bertemu juga
Apalah Makna Membawa Parang... Berburu ke padang datar,
Jikalau Tidak bawa belati... dapatkan rusa belang kaki.
Apalah Makna Kemedan Perang... Berguru ke palang ajar,
Jikalau Tidak Berani Mati... bagaikan bunga kembang tak jadi.
Gulai Kemumu Sayurnya Selada... Anak Madras menggetah punai,
Lalu Diramu Dicampur Pinang... Punai terbang mengirap bulu.
Meski Ragamu Sudah Tiada... Berapa deras arus sungai,
Namun Namamu Tetap Dikenang... ditolak pasang balik kehulu.
Buah Cempedak Mengusik Selera... jika ditambat kalah laganya.
Dengan Menenteng Bambu Runcing... Asam di gunung ikan di laut,
Tekadmu Hendak Membela Negara... dalam belanga bertemu juga
Apalah Makna Membawa Parang... Berburu ke padang datar,
Jikalau Tidak bawa belati... dapatkan rusa belang kaki.
Apalah Makna Kemedan Perang... Berguru ke palang ajar,
Jikalau Tidak Berani Mati... bagaikan bunga kembang tak jadi.
Gulai Kemumu Sayurnya Selada... Anak Madras menggetah punai,
Lalu Diramu Dicampur Pinang... Punai terbang mengirap bulu.
Meski Ragamu Sudah Tiada... Berapa deras arus sungai,
Namun Namamu Tetap Dikenang... ditolak pasang balik kehulu.
g.pantun
peribahasa
Kayu keras si
kayu kampas
Alas tempat orang
berjudi
Ada beras kerja
pun deras
Ada padi kerja
pun menjadi
Tinggi sungguh
Gunung Daik
Mercunya nampak
terang berkelium
Kalau asal benih
yang baik
Jatuh ke laut
menjadi pulau
Kayu bakar dibuat
arang
Arang dibakar
memanaskan diri
Jangan mudah
menyalahkan orang
Cermin muka lihat
sendiri
4.PANTUN JENAKA
Ikan gabus di rawa-rawa, Jalan-jalan
ke rawa-rawa,
Ikan belut nyangkut di jaring, Jika capai duduk di pohon palm,
Perutku sakit menahan tawa, Geli hati menahan tawa,
Gigi palsu loncat ke piring Melihat katak memakai helm
Ikan belut nyangkut di jaring, Jika capai duduk di pohon palm,
Perutku sakit menahan tawa, Geli hati menahan tawa,
Gigi palsu loncat ke piring Melihat katak memakai helm
Dimana kuang hendak bertelur, Sakit kaki
ditikam jeruju,
Diatas lata dirongga batu, Jeruju ada didalam paya,
Dimana tuan hendak tidur, Sakit hati memandang susu,
Diatas dada dirongga susu Susu ada dalam kebaya
Diatas lata dirongga batu, Jeruju ada didalam paya,
Dimana tuan hendak tidur, Sakit hati memandang susu,
Diatas dada dirongga susu Susu ada dalam kebaya
Elok berjalan kota tua, Disana
gunung, disini gunung,
Kiri kanan berbatang sepat, Ditengah-tengah bunga melati,
Elok berbini orang tua, Saya bingung kamu pun bingung,
Perut kenyang ajaran dapat Kenapa ada bunga melati ???!?
Kiri kanan berbatang sepat, Ditengah-tengah bunga melati,
Elok berbini orang tua, Saya bingung kamu pun bingung,
Perut kenyang ajaran dapat Kenapa ada bunga melati ???!?
Hilir lorong mudik lorong, Naik
kebukit membeli lada,
Bertongkat batang temberau, Lada sebiji dibelah tujuh,
Bukan saya berkata bohong, Apanya sakit berbini janda,
Katak memikul paha kerbau Anak tiri boleh disuruh
Bertongkat batang temberau, Lada sebiji dibelah tujuh,
Bukan saya berkata bohong, Apanya sakit berbini janda,
Katak memikul paha kerbau Anak tiri boleh disuruh
Limau purut di tepi rawa,, Orang
Sasak pergi ke Bali,
Buah dilanting belum masak, Membawa pelita semuanya
Sakit perut sebab tertawa,, Berbisik pekak dengan tuli,
Melihat kucing duduk berbedak Tertawa si buta melihatnya
Buah dilanting belum masak, Membawa pelita semuanya
Sakit perut sebab tertawa,, Berbisik pekak dengan tuli,
Melihat kucing duduk berbedak Tertawa si buta melihatnya
Naik
kebukit membeli lada, Jangan takut,
Lada sebiji dibelah tujuh, Jangan kawatir,
Apanya sakit berbini janda, Itu kentut,
Anak tiri boleh disuruh Bukan petir
Lada sebiji dibelah tujuh, Jangan kawatir,
Apanya sakit berbini janda, Itu kentut,
Anak tiri boleh disuruh Bukan petir
Orang Sasak pergi
ke Bali, Jalan-jalan
ke Kota Arab,
Membawa pelita semuanya, Jangan lupa membeli kitab,
Berbisik pekak dengan tuli, Cewek sekarang tidak bisa diharap,
Tertawa si buta melihatnya Bodi bohai betis berkurap
Membawa pelita semuanya, Jangan lupa membeli kitab,
Berbisik pekak dengan tuli, Cewek sekarang tidak bisa diharap,
Tertawa si buta melihatnya Bodi bohai betis berkurap
Ada apa
diseberang itu, Elok
berjalan kota tua,
Mentimun busuk dimakan kalong, Kiri kanan berbatang sepat,
Ada apa diseberang itu, Elok berbini orang tua,
Bujang bungkuk gadis belong Perut kenyang ajaran dapat
Mentimun busuk dimakan kalong, Kiri kanan berbatang sepat,
Ada apa diseberang itu, Elok berbini orang tua,
Bujang bungkuk gadis belong Perut kenyang ajaran dapat
Sakit kaki ditikam jeruju, Senangis
letak di timbangan,
Jeruju ada didalam paya, Pemulut kumbang pagi-pagi,
Sakit hati memandang susu, Menangis katak di kubangan,
Susu ada dalam kebaya Melihat belut terbang tinggi
Jeruju ada didalam paya, Pemulut kumbang pagi-pagi,
Sakit hati memandang susu, Menangis katak di kubangan,
Susu ada dalam kebaya Melihat belut terbang tinggi
Ada buah manggis, Anak Hindu beli
petola,
Ada juga buah anggur, Beli pangkur dua-dua,
Awalnya romantis, Mendengar kucing berbiola,
Pas tekdung malah kabur Duduk termenung tikus tua
Ada juga buah anggur, Beli pangkur dua-dua,
Awalnya romantis, Mendengar kucing berbiola,
Pas tekdung malah kabur Duduk termenung tikus tua
5.PANTUN TEKA-TEKI
Mulut manis hati
nak baik, Tarik
pukat dari pangkalan,
Itulah amalan
turun temurun; Gula
Melaka dibuat inti;
Benda apa yang
akan naik, Bila
diikat ia berjalan,
Apabila saja
hujan turun. (Payung) Bila
dibuka ia berhenti? (Sepatu Bertali)
Tinggi duduk di
atas sekali, Ada tubuh ada
tangan,
Bukan bulan bukan
matahari; Tiada kepala
tiada kaki;
Bila malam ia
berseri, Sangat berguna
waktu hujan,
Bila
siang ia berganti. (Bintang) Apakah dia yang dimaksudkan ini. (Jas
Hujan)
Hidup aman di
dalam kota, Cik
Ros bersama anak lelaki
Ada pemimpin
bernama raja; Duduk
makan kerupuk lekor
Buruh-buruh rajin
bekerja, Yang
mengejar tidak berkaki,
Askar
bertugas setiap masa. (Anai-anai/Semut)
Yang dikejar tiada berekor? (Ular
dan Katak)
Pergi umrah
setiap tahun, Kalau
tuan bawa keladi,
Moga senantiasa
murah rezeki bawakan
juga si pucuk rebung.
Dalam batang ada
daun, Kalau
tuan bijak bestari,
Dalam daun ada
isi? (Lemang) binatang
apa tanduk di hidung?
Bila kecil boleh
ditiup, Terendak
bentan lalu dibeli,
Sudah besar
janganlah lagi, untuk
pakaian saya turun ke sawah.
Kalau tercucuk ia
meletup, Kalau
tuan bijak
bestari,
Kalau terlepas
terbangnya tinggi. (Balon) apa
binatang kepala di bawah?
Buah budi bidara
mengkal Kalau
tuan meuda teruna,
Masak sebiji di
tepi pantai pakai
seluar dengan gayanya.
Hilang budi
bicara akal Kalau
tuan bijak laksana,
Buah apa tidak
bertangkai? (Buah Hati) biji
diluar apa buahnya?
Pisau lipat
dimainnya kera, Tunggal
padi jangan dibertangguh,
Tangannya luka
lalu terjun; kunyit
kebun siapa galinya.
Makan kuat tidak
terkira, Kalau
tuan cerdik nan tangguh,
Kenyangnya tidak
tahi bertimbun? (Gigi) langit
tergantung mana talinya?
Ada sebiji roda
pedati, Rancak
gagah silat pahlawan,
Bentuknya bulat
daripada besi; bertahan
di kanan menyerang di kiri.
Bila bermain
diikat sekuat hati; Tatkala
bulang dilindung awan,
Dilempar hidup
dipegang mati? (Gasing) mengapa
pungguk berdiam diri?
Tuan Puteri
belajar menari,
Tari diajar oleh
Pak Harun;
Kalau Tuan bijak
bestari
Apa yang naik tak
pernah turun? (Umur)
Jika tuan membeli
tikar,
Tikar anyaman
dari mengkuang ;
Kalau Tuan bijak
pintar;
Ular apa membelit
pinggang? (Tali Pinggang)
Burung Nuri
Burung Dara,
Terbang ke sisi
taman kayangan;
Cobalah terka
wahai saudara,
Semakin diisi
makin ringan? (Jarum/Balon)
Jika ke kedai
pergi berbelanja,
Belikan saya sudu
dan sendok;
Jika pandai
katakan ia,
Semakin berisi
semakin menunduk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar